A. Padatan
Air yang terpolusi selalu mengandung padatan yang dapat
dibedakan atas empat kelompok berdasarkan besar partikelnya dan sifat-sifatnya
lainnya, terutama kelarutannya yaitu:
1.
Padatan
terendap (sedimen)
2.
Padatan
tersuspensi dan koloid
3.
Padatan
terlarut
4.
Minyak
dan lemak
Dalam analisis
air, selain padatan-padatan tersebut di atas sering juga dilakukan analisis
terhadap total padatan, yaitu semua padatan setelah airnya dihilangkan atau
diuapkan. Padatan yang terdapat di dalam air juga dapat dibedakan atas padatan organik dan anorganik.
B. Bahan Buangan Yang Memerlukan Oksigen
1.
Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan
tanaman dan hewan di dalam air. Kehidupan makhuk hidup di dalam air tersebut
tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan konsentrasi oksigen minimal
yang dibutuhkan untuk kehidupannya. Ikan merupakan makhluk air yang memerlukan
oksigen tertinggi, kemudian invertebrata, dan yang terkecil kebutuhan
oksigennya adalah bakteri. Biota air hangat memerlukan oksigen terlarut minimal
5 ppm, sedangkan biota air dingin memerlukan oksigen terlarut mendekati jenuh.
Konsentrasi oksigen terlarut minimal untuk kehidupan biota tidak boleh kurang
dari 6 ppm.
2. Biochemical Oxygen Demand (BOD)
Biochemical Oxygen Demand (BOD) menunjukkan jumlah oksigen
terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecahkan atau
mengoksidasi bahan-bahan buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukan
jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif
jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan tersebut.
Jika konsumsi oksigen tinggi yang ditunjukkan dengan semakin kecilnya sisa
oksigen terlarut, maka berarti kandungan bahan-bahan buangan yang membutuhkan
oksigen tinggi.
Organisme hidup yang bersifat aerobik
membutuhkan oksigen untuk beberapa reaksi biokimia, yaitu untuk mengoksidasi
bahan organik, sintesis sel, dan oksidasi sel.
3. Chemical Oxygen
Demand (COD)
Untuk mengetahui jumlah organik di dalam air dapat
dilakukan suatu uji yang lebih cepat dari pada uji BOD, yaitu berdasarkan
reaksi kimia dari suatu bahan oksidan. Uji tersebut disebut uji COD (chemical
oxygen demand), yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan
oleh bahan oksidan, misalnya kalium dikhromat , untuk mengoksidasi bahan-bahan
organik yang terdapat di dalam air.
C. Mikroorganisme
Mikroorganisme
yang terdapat di dalam air berasal berbagai sumber seperti udara, tanah,
sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati, hewan hidup atau mati (bangkai),
kotoran manusia atau hewan, bahan organik lainnya, dan sebagainya.
Mikroorganisme tersebut mungkin tahan lama hidup di dalam air, atau tidak tahan
lama hidup di dalam air karena lingkungan hidupnya yang tidak cocok.
Air dapat merupakan medium pembawa
mikroorganisme patogenik yang berbahaya bagi kesehatan. Patogen yang sering
diiemukan di dalam air terutama adalah bakteri-bakteri penyebab infeksi saluran
pencernaan seperti Vibrio cholerae
penyebab penyakit kolera, Shigella
dysenteriae penyebab disenteri basiler, Salmonella
typosa penyebab tifus dan S.
paratyphi penyebab paratifus, virus polio dan hepatitis, dan Entamoeba histolytica penyebab disentri
amuba. Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui air perlu dilakukan control
terhadap polusi air.
D. Logam Berat
Air sering tercemar oleh komponen-komponen anorganik,
diantaranya berbagai logam berat yang berbahaya. Beberapa logam berat tersebut
banyak digunakan dalam berbagai keperluan, oleh karena itu diproduksi secara
rutin dalam skala industri. Industri-industri logam berat tersebut seharusnya
mendapat pengawasan yang ketat sehingga tidak membahayakan bagi
pekerja-pekerjanya maupun lingkungan sekitarnya. Penggunaan logam-logam berat
tersebut dalam berbagai keperluan sehari-hari berarti telah secara
langsung maupun tidak langsung, sengaja
maupun tidak sengaja, telah mencemari lingkungan. Beberapa logam berat tersebut
ternyata telah mencemari lingkungan melebihi batas yang berbahaya bagi
kehidupan lingkungan. Logam-logam berat yang berbahaya dan sering mencemari
lingkungan terutama adalah merkuri (Hg), timbal (Pb), arsenik (As), Kadmium
(Cd), Khromium (Cr) dan Nikel (Ni). Logam-logam tersebut diketahui dapat
mengumpul di dalam tubuh suatu organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam
jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi.
E. Bahan Pencemaran Lain
1. Deterjen
Deterjen dalam arti luas adalah bahan yang digunakan
sebagai pembersih,termasuk sabun cuci piring alkali dan cairan pembersih.
Definisi yang lebih spesifik dari deterjen adalah bahan pembersih yang
mengandung senyawa petrokimia atau surfaktan sintetik lainnya. Surfaktan
merupakan bahan pembersih utama yang terdapat dalam deterjen. Penggunaan
deterjen sebagai bahan pembersih terus berkembang dalam 20 tahun terakhir. Hal
ini disebabkan deterjen mempunyai efisiensi pembersihan yang baik, terutama
jika digunakan di dalam air sadah atau pada kondisi lainnya yang tidak
menguntungkan bagi sabun biasa.
2. Insektisida
Insektisida banyak digunakan untuk berbagai tujuan melawan
serangga, misalnya membasmi hama tanaman,membersihkan lingkungan dari serangga
pembawa penyakit, mengawetkan bahan bangunan, membasmi hama gudang, dan
sebagainya. Pada saat ini telah diketahui berjuta-juta spesies serangga ,dan
beberapa ribu spesies beberapa diantaranya sering menimbulkan masalah. Dengan
perkembangan teknologi pada saat ini, insektisida yang paling banyak digunakan
adalah insektisida organik sintetik. Penggunaan insektisida ini banyak
menimbulkan masalah dalam pencemaran lingkungan, termasuk pencemaran air, bahan
pangan, dan debagainya.
Insektisida organic sintetik dapat
dibedakan atas tiga kelompok berdasrkan struktur dan komposisinya,yaitu:
- Insektisida organokhlorin, misalnya DDT, metosikhlor, aldrin dan dieldrin
- Insektisida organofosfor, misalnya parathion dan malathion
- Insektisida karbamat, misalnya karbaril (Sevin) dan baygon
3.Radiokatif
Uranium dan produk-produk pemecahannya
merupakan salah satu contoh elemen yang mempunyai inti sangat tidak stabil.
Disintegrasi atau pemecahan inti tersebut akan menghasilkan inti emisi
radioaktif yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup, bahkan mungkin dapat
mematikan. Beberapa macam aktivitas yang merupakan sumber pontensial pencemaran
radioaktif telah diketahui dan berperan dalam polusi lingkungan, diantaranya
yaitu:
- Peleburan dan pengolahan logam untuk memproduksi komponen radioaktif yang berguna.
- Penggunaan bahan radioaktif untuk senjata nuklir.
- Penggunaan bahan radioaktif untuk pembangkit tenaga nuklir.
- penggunaan bahan radioaktif untuk pengobtan, industri, dan penelitian.
F. Penanganan Air Buangan
Air yang tealah digunakan untuk
keperluan industri, irigasi, keperluan rumah tangga, dan keperluan lainnya
sering di kembalikan lagi ke sumber asalnya . keadaan ini merupakan masalah
karena semakin lama jumlah polutan di dalam air tersebut menjadi semakin
tinggi. Bab ini akan menjelaskan secara singkat mengenai penaganan air buangan
atau limbah cair,baik secara fisik, kimia, maupun biologis.
Bentuk control
polusi air yang paling umum dilakukan di dalam industri-industri terdiri dari
sistem buangan dan penanganan air buangan. Air buangan dikumpulkan melalui
sistem buangan dan dialirkan ke tempat pengolahan limbah, dimana air buangan
yang keluar dari tempat pengolahan limbah tersebut diharapkan mutunya sudah
memenuhi syarat untuk dibuang kembali ke dalam suplai air umum . proses
penanganan air buangan pada prinsipnya terdiri dari tiga tahap, yaitu: proses
penanganan primer, sekunder, dan tersier atau lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar