Waktu
itu hutan hanya berfungsi dalam menyediakan kayu bakar dan sebaai gudang kayu
konstruksi rumah serta pertambangan. Setelah menuju era industri, hutan mulai
difungsikan sebagai penghasil bahan baku kebutuhan-kebutuhan, seperti kertas,
kayu lapis, bantalan kereta api, sandang dari rayon dan lain-lain. Bahkan
sekarang fungsi hutan semakin meluas menjadi:
- Hutan lindung, yang menjaga kelestarian tanah dan tata air wilayah.
- Suaka alam, yang melestarikan kehidupan tumbuhan dan hewan langka, sekaligus untuk pengembangan ilmu, kepentingan kebudayaan, estetika, dan juga rekreasi.
- Hutan produksi, yang menghasilkan kayu dan non kayu, seperti hasil industri kayu yang disamak serta obat-obaan.
Walaupun
demikian, fungsi utama hutan tidak akan pernah berubah, yakni untuk
menyelenggarakan keseimbangan oksigen dan karbon dioksida serta untuk
mempertahankan kesuburan tanah, keseimbangan tata air wilayah dan kelestarian
daerah dari bahaya erosi.
Hutan
memberikan pengaruh pada sumber alam lain melalui 3 faktor yang berhubungan,
yakni iklim, tanah dan pengadaan air di berbagai wilayah. Apapun bentuk yan
dimiliki hutan, pada akikatnya hutan selalu merupakan “pengejawantahan
sementara” dari kelimaunsur pokok pembentuknya. Kelima unsur pokok tersebut
adalah bumi (tanah, air, alam hayati, udara dan sinar matahari. Tanpa adanya
salah satu dari unsur-unsur tersebut secara mutlak mengakibatkan tidak adanya
hutan. Sebaliknya, apabila hutan ditebang, pengaruh hutan dan belukar terhadap
iklim mikro amat terasa, yaitu pohon-pohon semakin tidak mampu mengurangi
kecepatan angin sehingga akan mengurangi penguapan air dari tumbuhan
(transpirasi).
Hutan juga berpengaruh terhadap
struktur tanah, erosi, dan pengadaan air di lereng-lereng. Adanya sampah-sampah
pohon (serasah) dalam hutan hasil rontokan bagian-bagian pohonyang menutupi
lantai hutan akanmencegah rintikan-rintikan air hujan untuk langsung jatuh ke
permukaan tanah dengan tekanan yang keras. Tanpa sampah, tanah akan terpadatkan
oleh air hujan, sehingga daya serapnya, akan berkurang. Di jepang, pengambilan serasah hutan mengakibatkan
menurunnya laju peresapan air secara nyata di semua horison tanah. Hal ini
sekali lagi mengukuhkan fungsi serasah yang telah dikenal, yaitu sebagai penyimpan
air secara nyata berangsur akan melepaskannya ke tanah bersama dengan bahan
organik berbentuk zarah yang larut, memperbaiki struktur tanah, dan menaikkan
kapasitas peresapan.
Secara umum, adanya
hutan dapat mengurangi banjir karena hutan dapat menyimpan dan menahan air
didalam tanah, mempertahankannya serta memperbaiki permeabilitas tanah dan
ruang pori-pori dalam tanah. Penggundulan hutan oleh penebangan kayu,
bertanggung jawab atas kira-kira 30 persen banjir yang terjadi. Penyebab utama banjir akhir-akhr ini di anak
benua India adalah hilangnya penghalang yang berupa pohon didaerah aliran
sungai kayu bakar. Frekuensi banjir inidapat ditekan apabila diadakan
penghutanan kembali. Di Dehra Dun, India, dilaporkan adanya penururan hasil air
sebesar 28 persen sejak diadakannya penanaman hutan dengan eucalyptus. Banyak penelitian lainnya yang membuktikan bahwa
penyebab banjir berasal dari daerah tampung (hutan) yang digunduli. Frekuensi ini menurun setelah
penghutanan kembali, yang mana penurunan ini sebanding dengan laju pertumbuhan
tegakan.
Secara menyeluruh, kerusakan hutan akibat
penebangan (deforestation) menurut analisa ahli, adalah:
- Punah masyarakat dan budaya yang cara hidupnya bergantung pada hutan. Hal ini bersamaan dengan punahnya pengetahuan mereka.
- Bertambahnya lahan kritis dan desertifikasi di kawasan tropik yang kering.
- Menurunnya curah hujan dalam regional, yang memperburuk desertifikasi.
- Meningkatnya suhu global sebagai akibat dari meningkatnya kadar karbon di atmosfir yang menyebabkan meningginya permukaan air laut.
- Punahnya sejumlah besar spesies tumbuhan dan hewan, termasuk hilangnya spesies margasatwa serta tumbuhan pangan dan obat yang mempunyai potensi penting.
- Merosotnya jumlah populasi burung daerah beriklim sedang yang bermigrasi ke daerah tropik.
- Meningkatnya pembukaan dan erosi tanah.
- Hilangnya potensi listrik tenaga air.
- Merosotnya daur kemiskinan didaerah pedesaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar