Pada
tahun 1960-an pengenalan
zat-zat pencemar alam
yang ada dimana- mana
seperti: SO2, NO
& NO2, CO,
SPM, Pb dan O3
di
udara perkotaan, serta tertarik akan
pengaruh yang merugikan
bagi kesehatan manusia
mendorong Institusi-institusi
untuk mengatur pemantauan
jaringan guna pengukuran
rutin kualitas udara perkotaan.
Standard-standard kualitas udara
Nasional dan bentuk-bentuk lain
dari Undang-undang juga diperkenalkan
untuk melindungi kesehatan
manusia. Banyak dinegara-negara maju UU dan pemantauan pada
mulanya difokuskan terhadap SO2 dan SPM, sejak akhir tahun 1970
sejalan dengan datangnya dan peningkatan jumlah kenderaan bermotor yang
merupakan sumber polusi udara yang penting seperti: CO, NO & NO2
dan Pb, perkembangan jaringan pemantau polutan kualitas udara dari lalu lintas
dilakukan secara rutin.
Pada tahun 1980, pemantau udara secara
tradisioil didirikan di negara-negara
berkembang, khususnya di
Asia dan Amerika
Selatan. Saat sekarang
ini perhatian besar ditujukan terhadap pemantauan oksidan
fotokimia, O3 dan VOCs. Walaupun
alat ini tidak
begitu banyak berkembang,
hanya sedikit negara yang rutin memonitor O3
sebagai pedoman dari polusi fotokimia. Untuk zat polutan VOCs jarang digunakan
karena sulitnya data tentang zat ini diperoleh.
Sebagai
kunci dari prioritas
pemantauan zat polutan
adalah resikonya terhadap kesehatan
manusia. Pusat monitor
hanya memantau data-data
tentang tingkat polusi udara di saat tertentu dan contoh tempat
tertentu. Bahkan pada negara-negara
maju dengan tingkat
industri tinggi umumnya hanya terbatas pada pengamatan lokasi
secara rutin. Pada tahun 1980, pemantau
udara secara tradisionil didirikan
negara-negara belum berkembang, khusus di Asia dan Amerika Selatan. Saat
sekarang ini perhatian besar ditujukan terhadap pemantau oksidan fotokimia,O3
dan VOCs. Walaupun alat ini tidak begitu banyak berkembang,hanya sedikit
negara yang rutin memonitor O3 sebagai
pedoman dari polusi
fotokimia. Untuk zat
polutan VOCsjaramg digunakan karena sulitnya data tentang zat ini
diperoleh. Sebagai kunci dari prioritas
pemantauan zat polutan
adalah resikonya
terhadap kesehatan manusia.
Pusat monitor hanya
memantau data-data tentang
tingkat polusi udara disaat tertentu dan contoh tempat
tertentu. Bahkan pada negara-negara
maju dengan tingkat
industri tinggi umumnya hanya terbatas pada pengamatan lokasi
secara rutin, karena besarnya biaya untuk mendirikannya. Menurt penilitian WHO
dari 60 perusahaan-perusahan didunia,hanya 34 yang memiliki rencana pemantauan
sedang yang 16 lagi tidak ada.
Beberapa Kasus Yang Telah dimonitor :
1. Beijing, dalam musim dingin yang berat,dimana sumber polusi udara
berasal dari pemanasan rumah
- rumah, dengan
penduduknya yang sangat
padat (27000/km2 ditahun 1990)
sebagai bahan bakar
utama adalah arang batubara yang mempunyai konsentrasi
SO2,SPM dan CO yang tinggi.
2. Pemantauan kualitas udara
di India yang
dipantau oleh jaringan
NEER (National Environmental
Engineering Research Institute),sebagai parameter adalah ;
SPM,SO2,NO2,HS, dan O3
yang berasal dari
daerah - daerah industri.
3. Kairo , debu yang
terkira banyaknya, dengan
iklim gurun dan
panas tinggi,curah hujan hanya
22mm rata-rata pertahunnya
GMS memantau TSP(500-1100 ug/m3)
dan SPM. Emisi
berasal dari proses pembakaran,industri, pabrik semen
dan lainnya. Emisi asap mobil diestimasi sampai
1200 ton/ tahun.
Dijumpai lebih dari
450 pabrik industri
metal, keramik, gelas,testil dan plastik.
4. Los Angeles, lalu
lintas dan kabut
asap dengan estimasi
penduduk tahun sebesar 10,91
juta, mempunyai iklim
mediteranian dikelilingi oleh pegunungan. Hanya
sedikit industri berat
yang dijumpai, sebab
baja dan pabrik pembuatan
mobil terdapat didaerah
- daerah. Mobil
dan kendaraan bermotor merupakan
sumber berpolusi utama ; asap, O3 yang dibentuk oleh fotokimia dari kendaraan
bermotor,NO & NO2 serta VOCs
5. Mexiko City letak topografi yang
salah dengan populasi 19,37 juta ditahun dan
ketinggian dari permukaan
tanah 2240 meter, dikelilingi
0leh pegunungan dengan tinggi
5000 meter dan
mempunyai > 30.000
industri dengan berbagai ukuran
dan tipe. 4000
dipakai pembakaran atau
proses transformasi yang mengelaurkan emisi ke udara.
Banyak
kota-kota besar didunia
kualitas udaranya memburuk
karena
tercemar oleh: zat-zat pencemar yang sumbernya berasal dari
pabrik-pabrik industri, kendaraan bermotor,
proses pembakaran,pembuangan limbah
padat.zat-zat pencemar yang paling sering dijumpai adalah: SO2,
NO dan NO2, Pb, SPM, O3 dan CO untuk
memonitor zat-zat polutan
ini, WHO (tahun
1974) telah bekerjasama dengan global Environment
monitoring System (GEMS) bagian udara. Faktor-faktor
yang mempengaruhi distribusi dan transport zat polutan ini adalah: letak
topografi daerah, intensitas dan pemaparan, arah angin, suhu dan cuaca. Dampak
yang paling
utama adalah terhadap
kesehatan manusia terutama
pada sistem pernapasan, pembuluh darah, persarafan, hati
dan ginjal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar