Bisakah pendidikan dipertimbangkan
sebagai bagian integral dari strategi pembangunan berkelanjutan, dan jika
demikian, mengapa begitu? Pembangunan berkelanjutan pada intinya berbicara
tentang hubungan-hubungan antar orang, dan antara orang dengan lingkungan
mereka. Dengan kata lain, ini sebuah persoalan sosio-kultural dan ekonomi.
Elemen manusia sekarang secara luas diakui sebagai variabel kunci dalam pembangunan
berkelanjutan, baik sebagai penyebab dari pembangunan berkelanjutan dan juga
sebagai harapan untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Hubungan manusia yang
berdasarkan pada kepentingan diri sendiri (ketamakan, kecemburuan atau nafsu
untuk berkuasa, misalnya) mempertahankan distribusi kekayaan yang tidak adil,
membangkitkan konflik dan berujung pada kurangnya perhatian pada ketersediaan
sumberdaya alam untuk masa depan. Sebaliknya, hubungan yang bercirikan
keadilan, perdamaian, dan kepentingan bersama yang saling menguntungkan
berujung pada keadilan yang lebih besar, penghargaan dan pemahaman.
Kualitas-kualitas inilah yang akan mendasari strategi-strategi pembangunan
berkelanjutan.
Nilai-nilai mendasar yang akan
dipromosikan oleh pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan setidaknya
disebutkan berikut ini:
- Penghargaan atas martabat dan hak asasi manusia untuk semua orang di seluruh dunia dan komitmen pada keadilan sosial dan ekonomi bagi semua;
- Penghargaan atas hak asasi manusia dari generasi masa depan dan komitmen pada pertanggungjawaban antar generasi;
- Penghargaan dan kepedulian bagi komunitas kehidupan yang lebih luas dengan semua keragamannya yang melibatkan perlindungan dan pemulihan pada ekosistem Bumi;
- Penghargaan atas keragaman budaya dan komitmen untuk membangun secara lokal dan global sebuah budaya toleransi, nirkekerasan dan perdamaian.
Pendidikan adalah kesempatan terbaik
kita untuk mengenalkan dan mengakarkan nilai dan perilaku yang dikandung
pembangunan berkelanjutan. Seperti telah diketahui banyak orang, ‘dibutuhkan
sebuah pendidikan yang transformatif: pendidikan yang membantu menuju
perubahan-perubahan fundamental yang dituntut oleh tantangan dari
keberlanjutan. Mempercepat kemajuan menuju keberlanjutan bergantung pada
menghidupkan kembali hubungan yang penuh kepedulian antara manusia dan dunia
alam, untuk kemudian mempermudah eksplorasi kreatif bentuk-bentuk pembangunan
yang lebih bertanggungjawab secara lingkungan dan sosial.’ Pendidikan
memungkinkan kita sebagai individu dan komunitas untuk memahami diri kita
sendiri dan orang lain, dan hubungan kita dengan alam dan lingkungan sosial
yang lebih luas. Pemahaman ini berlaku sebagai dasar yang kokoh bagi untuk
menghormati dunia sekitar kita dan manusia yang menghuninya.
Pencarian atas pembangunan
berkelanjutan itu beraneka segi – tidak bisa bergantung pada pendidikan
sendirian. Banyak parameter sosial lain yang mempengaruhi pembangunan
berkelanjutan, seperti tata kepemerintahan, hubungan gender, bentuk-bentuk
organisasi ekonomi dan partisipasi warga negara. Memang, bisa saja kita memilih
untuk mengangkat pembelajaran untuk pembangunan berkelanjutan, karena
pembelajaran tidak dibatasi pada pendidikan saja. Pembelajaran termasuk apa
yang terjadi dalam sistem pendidikan, tetapi memperluasnya kedalam kehidupan
sehari-hari-pembelajaran mengambil tempat di rumah, dalam setting sosial, di
lembaga komunitas dan di tempat kerja. Meskipun dinamai sebagai Dekade
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, ini harus memasukkan dan mendukung
semua bentuk pembelajaran.
Adalah kepuasan melihat orang
belajarlah yang menjadi motivasi banyak pendidik. Penelitian telah menunjukkan
bahwa sebagian besar pendidik bekerja untuk membantu individu-individu untuk
tumbuh dan berkembang secara intelektual, emosional, spiritual, dan secara
praktis,untuk kemudian tumbuh subur dalam konteks sosio-lingkungan atau
sosio-kultural apapun tempat mereka berada. Banyak pendidik memiliki pandangan
bersemangat tentang mengapa dan bagaimana aspek-aspek pendidikan dapat dan harus
memainkan peran vital dalam proses ini. Pembangunan nilai-nilai positif yang
kuat dalam diri pembelajar – tentang diri mereka sendiri, tentang pembelajaran,
dunia di sekeliling mereka dan tempat mereka di dalamnya– adalah bagian kunci
dari apa yang berusaha pendidik tumbuh kembangkan dalam seorang pembelajar:
berkembang sebagai manusia yang utuh, menjadi warga negara yang aktif dan
bertanggung jawab, menemukan kecintaan pada pembelajaran seumur hidup,
menyadari kekuatan dan potensi diri mereka. Pembelajaran personal inilah yang
akan paling memungkinkan untuk mempercepat penanaman nilai-nilai yang mendasari
pembangunan berkelanjutan, karena pembangunan berkelanjutan adalah persoalan
mengadopsi suatu visi secara yakin daripada mencerna sebagian khusus dari ilmu
pengetahuan. Pembelajaran dalam ESD bagaimanapun juga tidak bisa berhenti pada
tingkatan personal– ini harus mendorong ke arah partisipasi aktif dalam mencari
dan mengimplementasikan pola-pola baru perubahan dan pengorganisasian sosial,
bekerja untuk menemukan struktur-struktur dan mekanisme-mekanisme yang akan
lebih merefleksikan visi pembangunan berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar