Sumber daya alam (air, energi,
pertanian, keragaman biologis): Dengan berdasar pada lebih dari 30 tahun pengalaman
pendidikan lingkungan, ESD harus terus melanjutkan pentingnya membicarakan
persoalan-persoalan ini sebagai bagian dari agenda yang lebih luas dalam
pembangunan berkelanjutan. Secara khusus, hubungan dengan pertimbangan
kemasyarakatan dan ekonomi akan memungkinkan para pembelajar untuk mengadopsi
perilaku baru dalam melindungi sumber daya alam dunia yang penting bagi
pembangunan manusia dan untuk bertahan hidup. Kemanusiaan bergantung pada
barang dan jasa yang disediakan oleh ekosistem. Jadi, perlindungan dan
perbaikan pada ekosistem bumi adalah sebuah tantangan penting.
Perubahan iklim: Pemanasan
global adalah masalah “modern”- rumit, melibatkan seluruh dunia, berada dalam
keruwetan persoalan berbeda seperti kemiskinan, pembangunan ekonomi, dan
pertumbuhan penduduk. ESD harus membawa kesadaran para pembelajar pada
kebutuhan penting untuk persetujuan internasional dan target kuantitatif yang
mampu dipaksakan untuk membatasi kerusakan pada atmosfir dan mencegah perubahan
iklim yang berbahaya. Pada tahun 1992, sebagian besar negara-negara mengikuti
Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (United Nations Framework
Convention on Climate Change) untuk mulai mempertimbangkan apa yang dapat
dilakukan untuk mengurangi pemanasan global dan dan bagaimana mengatasi
seberapapun kenaikan suhu yang akan terjadi. Pada tahun 1997,
pemerintah-pemerintah menyetujui tambahan pada perjanjian ini, Protokol Kyoto,
yang memiliki kekuatan lebih besar, mengikat secara hukum, dan diharapkan dapat
berpengaruh secepatnya. ESD adalah suatu kunci penting untuk membangun suatu
lobby global untuk sebuah tindakan efektif.
Pembangunan pedesaan: Di
luar urbanisasi yang berlangsung begitu cepat, tiga milyar atau 60% dari
orang-orang di negara-negara berkembang, atau setengah penduduk dunia, masih
tinggal di pedesaan. Tiga perempat dari penduduk miskin dunia, berpenghasilan
kurang dari satu dolar sehari, mayoritas penduduk tersebut adalah wanita,
tinggal di pedesaan. Tidak bersekolah, putus sekolah, orang dewasa yang buta
huruf dan ketimpangan gender dalam pendidikan secara tidak proporsional
berlangsung tinggi di pedesaan, sebagaimana halnya kemiskinan. Perbedaan
desa-kota dalam investasi pendidikan dan dalam kualitas pengajaran dan
pembelajaran telah tersebarluas dan perlu untuk dibicarakan kembali. Aktivitas
kependidikan harus dihubungkan dengan kebutuhan khusus dari komunitas pedesaan
yakni keterampilan dan kemampuan untuk memperbesar kesempatan ekonomi,
menaikkan pendapatan dan memperbaiki kualitas hidup. Dibutuhkan pendekatan kependidikan
multisektoral yang melibatkan berbagai usia dan pendidikan formal, non formal,
dan informal yang ada.
Urbanisasi yang berkelanjutan: Pada
saat yang sama, kota-kota telah menjadi gerbang terdepan perubahan
sosio-ekonomi global, dengan setengah populasi dunia sekarang tinggal di
daerah-daerah urban dan setengah yang lainnya semakin bergantung pada kota
untuk kemajuan ekonomi, sosial, dan politik mereka. Faktor-faktor seperti
globalisasi dan demokratisasi telah meningkatkan peran penting kota demi tercapainya
pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, lazim bila kota dianggap tidak
hanya berperan mengancam pembangunan berkelanjutan, namun juga menjanjikan
peluang bagi kemajuan ekonomi dan sosial, sekaligus peningkatan kualitas
lingkungan di tingkatan lokal, nasional, maupun global.
Pencegahan dan mitigasi bencana: pembangunan berkelanjutan akan terhambat bila komunitas sekitarnya mengalami atau terancam oleh bencana. Pengalaman dan kerja di masa lampau telah menunjukkan pengaruh penting dan positif dari pendidikan yang ternyata mampu membantu mengurangi resiko terjadinya bencana. Anak-anak yang tahu bagaimana harus bertindak dalam kondisi gempa bumi, pemuka masyarakat yang siap sedia memberikan peringatan pada warganya saat terjadi kondisi bahaya, dan keseluruhan lapisan masyarakat yang telah diajari bagaimana menyiapkan diri saat terjadi bencana alam, semuanya merupakan strategi yang lebih baik dalam meringankan dampak dari bencana yang terjadi. Pendidikan dan pengetahuan telah membekali masyarakat dengan strategi pengurangan kerawanan dan kemampuan menolong diri sendiri.
Pencegahan dan mitigasi bencana: pembangunan berkelanjutan akan terhambat bila komunitas sekitarnya mengalami atau terancam oleh bencana. Pengalaman dan kerja di masa lampau telah menunjukkan pengaruh penting dan positif dari pendidikan yang ternyata mampu membantu mengurangi resiko terjadinya bencana. Anak-anak yang tahu bagaimana harus bertindak dalam kondisi gempa bumi, pemuka masyarakat yang siap sedia memberikan peringatan pada warganya saat terjadi kondisi bahaya, dan keseluruhan lapisan masyarakat yang telah diajari bagaimana menyiapkan diri saat terjadi bencana alam, semuanya merupakan strategi yang lebih baik dalam meringankan dampak dari bencana yang terjadi. Pendidikan dan pengetahuan telah membekali masyarakat dengan strategi pengurangan kerawanan dan kemampuan menolong diri sendiri.