Selamat Datang di Blog Saya - Semoga Artikel yang Saya Postingkan Bermanfaat bagi semua

Kamis, 20 Desember 2012

Dampak Positif dan Negatif Industri Kaca


Dampak Negatif
Dengan adanya perusahaan pembuatan kaca dan semakin majunya alat yang di cipatakan para insinyur maka sudah pasti akan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi para penganggur yang ada di sekeliling perusahaan tersebut, dan juga dapat bermanfaat bagi orang-orang sipil atau para arsitek dalam mengembangkan suatu ide dalam perancangan bangunan. Dan dapt pula berguna bagi perusahaan otomotif karena kaca sekarang tidak hanya sebagi kaca hiasan tetapi juga sebagai kaca pelindung.

B.                                                                                               Dampak Negatif
Dengan makin besarnya perusahaan kaca ini maka akan sangat menganggu lingkungahn karena proses pembuatan kaca ini pasti mempunyai limbah yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia dan juga hewan yang ada di sekitarnya. Sudah tentu semua ekosistem kana berubah baik dari struktur tanah ataupun air, tetapi ini tidak langsung terjadi sangat cepat tetapi secara berlahan-lahan.

Proses Pembuatan Kaca


Urutan proses pembuatan  kaca pada umumnya dapt di pecah-pecah menjadi langkah-langkah sebagai berikut :
    1. Transportasi bahan baku ke pabrik
    2. Pengaturan ukuran bahn baku
    3. Penimbunan bahan baku
    4. Pengangkutan, penimbangan, dan pencampuran bahn baku, dan pemuatannya ke tanur kaca
    5. Reaksi pembentukan kaca di dalm tanur
    6. Penghematan kalor melalui regenarasi dan rekuperasi
    7. Pembuatan bentuk produk kaca
    8. Penyelesaian produk kaca
langkah-langkah tersebut di lakukan dalam pabrik kaca modern dengan menggunakan peralatan otomatis unutk produksi secar kontinyu, dan tidak lagi dengan sekop dan gerobak sebagaimana halnya dengan pabrik-pabrik lama. Namun, dalam pabrik modern itu, pengisian tanur-tanur kecil masih di lakukan dengan tangan sehingga banyak sekali menimbulkan debu beterbangan dimana-mana. Kecenderungan dewasa ini adalh unutk menggunakn sistem transportasi dan pencampuran secara tumpak dan mekanis yang tertutup sama sekali sehingga tidak ada lagi debu yang berterbangan selama penanganan kaca atau bahn bakunya.
A.                                                                                                                                              PROSES DARI BAHAN BAKU MENJADI PRODUK
            Prosedur pembuatan kaca dapat di bagi menjadi empat tahap utama yaitu :

1.                  1. PELEBURAN
Tanur kaca dapat di klasifikasikan sebagai tanur periuk dan tanur tanki. Tanur periuk (pot furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapt di gunakan secara menguntungkana untuk membuat kaca khusus dalam jumlah kecil di mana tumpak cair itu harus di lindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur ini digunakann dalam pembuatan kaca optik dan kaca seni melalui proses cetak. Periuknya sebetulnya ialah suatu cawan yang terbuat dari lempung pilihan atau platina. Sulit sekali melebur kaca didalm bejana ini tanpa produknya terkontaminasi atau tanpa sebagian bejana itu sendiri meleleh, keculai biola bejana itu terbuat dari bejana platina.
Dalam tanur tanki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat ke satu ujung suatu tanki  besar yang di muat ke sutu ujung suatu tanki besar yang terbuat dari blok-blok reflaktor, di antaranya ada yang berukuran 38 X 9 X 1,5 m dengan kapasitas kaca cair sebesar 1350 t. Kaca itu membentuk kolam di dasar tanur itu, sedang nyala api menjilat berganti darti satu sisi ke sisi lain. Kaca halusan  (fined glass) di kerjakan dari ujung lain tanki itu, operasinya kontinyu. Dalam t5anur jenis ini, sebagaimana juga dalam tanki periuk, dindingnya mengalami korosi karena kaca panas, kulaitas panas dan umur tanki bergantung pada kualitas blok kontruksi. Karena itu, perhatian biasanya di tujukan pada reflaktori tanur kaca.
Tanur tanki kecil disebut tanki harian (day tank) dan berisi persediaaan kaca cair untuk satu hari sebanyak 1 t sampai 10 t. Tanki ini di panasi secara elektrotermal atau dengan gas.
Tanur-tanur yang disebautkan di atas adalah tergolong tanur regenerasi (regenerative furnace) dan beroperasi dalam dua siklus dengan dua perangkat ruang berisis susunan bata rongga. Gas nyala setelah memberiakan kalornya pada waktu melalui tanur berisi  akca cair, megalir ke bawah melalui satu perangkat ruang yang diisi penuh denagn pasangan baja terbuka atau bata rongga (checkerwork). Sebagian besar dari kandungan kalor sensibel gas keluar dari situ , dan isian itu berkisar  antara 15000C di dekat pintu keluar. Bersamaan dengan itu, udara  di panaskan dengan melewatkannya melalui ruang regemerasi yang telah di panaskan sebelumnya dan telah di campur denagn gas bahan bakar yang telah terbakar, sehingga suhu nyalanya menjadi lebih tinggi lagi, (di bandingkan dengan jika udara tidak di panaskan terlebih dahulu). Pada selang waktu yang teratur, yaitu antara 20 sampai 30 menit, aliran campuran udar bahan bakar, atau siklus itu di balik, dan sekarang masuk tanur dari ujung yang berlawanan melaui isian yang tealh mendapat pemanasan sebelumnya, kemudian melalui isian semula, dan mencapai suhu yang lebih tinggi.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat di naikkan sedikit demi sedikit setiap hari, tergantung kepada kemampuan reflaktorinya menampung ekspansi. Bila tanur regenerasi itu sudah di panaskan, suhunya harus di pertahankan sekurang-kurangnya 12000C setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanuq`qqr melalui  radiasi, dan hanya sebagian kecil yang termanfaatkan untuk pencairan. Tanpa membiarkan dindingnya sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu tinggi  sehingga kaca cair itu dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk mengurangi aksi kaca cair, pada dinding tanur kadang-kadang di pasang pipa air pendingin.

Pasir                          45,4              gamping             6,8
Soda abu                    16                 kulet                  22,7
Kerak garam              4,5                other                  0,5-1,0
Serbuk batu bara        0,2
            Tabel 2.1 Kandungan bahan dalam proses peleburan

2.                  2. PEMBUATAN BENTUK ATAU PENCETAKAN
Kaca dapat di bentuk dengan mesin atau  denagn cetak tangan. Faktor yang terpenting yang harus di perhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah bahwa rancang mesin itu haruslah sedemikian rupa sehingga percetakan barang kaca dapat di selesaikan  dalm tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat singkat itu kaca berupa dari zat cair viscos menjadi zat cair yang berwarna bening. Jadi, jelas sekali bahwa masalh rancang yang harus di selesaikan, seperti aliran kalor stabilitas logam, dan jarak bebas bantalan merupakan masalh yang rumit sekali. Keberhasilan mesin cetak kaca merupakan prestasi besar bagi para insinyur kaca.
Berikut ini akan di bahas jenis-jenismesin pembentuk kaca yang umum yaitu kaca jendela, kaca plat, kaca apung, botol, bola lampu, dan tabung.
3.                  3. PENYANGAIAN ATAU SEPUH LINDAP
Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca harus disangai  (anneal), baik barang kaca yang di buat dengan mesin maupun yang di buat dengan tangan. Secara singkat, penyangaina menyangkut dua macam operasi yaitu :
a.                   Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu kritis tertentu selama beberapa waktu yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan dalam denagn jalan pengaliran plastik sehingga regangannya kurang dari sustu maksimum yang di tentukan.
b.                  Mendinginkan masa kaca itu sampai suhu kamar secara cukup perlahan sehingga regangan itu selalu berada di bawah batas maksimum lehr atau tungku penyaringan, tidak lain hanyalah satu ruang pemanasan yang di rancang dengan baik dimana laju pendingin dapat di atur sehingga memenuhi persyaratan yang di sebut di atas.
Adanya hubungan kuantitatif antara tegangan dan birefringence yang di sebabkan oleh tegangan itu telah memungkinkan para ahli teknologi kaca merancang kaca yang dapat menangani kondisi tegangan termal dan mekanii tertentu. Dengan data di atas sebagai dasar para insinyur berhasil membuat peralatan penyangat kontinyu dengan pengaturan suhu otomatik dan sirkulasi terkendali sehingga penyangaian dapat di laksanakan dengan biaya bahan bakar lebih rendah dan kerugian produk lebih sedikit.

4.                  4. PENYELESAIAN
Semua kata yang sudah di sanagi harus mengalami operasi penyelesaian yang relatif  sederhana tetapi sangat penting, operasi ini meyangkut pembersihan, penggosoakan, pemolesan, pemotongan, gosok-semprot dengan pasir, pemasangan email klasifikasi kwalitas, dan pengukuran. Walaupun tidak semua harus dilakukan unutk setiap barang, namun satu atau dua di antara yang di sebutkan di atas selalu di perlukan.
           
B.                                                                                                                                               PENGEPAKAN DAN PEMASARAN
Pada waktu pengiriaman barang pada gudang atau tempat bpenyimpanan karean kaca adalah bahan yang sangat mudah pecah maka kaca tersebut di sekat dan di lapisi busa sebagai pelindung dari kaca tersebur agar tidak terjadi benturan antara masing-masing kaca

Bahan - bahan Pembuatan Kaca


A.    BAHAN BAKU
Walupun terdapat ribuan macam formulasi kaca yang di kembangkan dalam 30 tahun terakhir namum perlu di catat bahwa pasir kaca, gamping, silika, dan soda masih merupakan bahan baku dari 90 persen dari seluruh kaca yang di produksi di dunia.

1.                                        1.                      Pasir
            Pasir yang di gunakan haruslah kuarsa yang hampir  murni, oleh karena itu, lokasi pabrik kaca biasanya di tentukan oleh lokasi endapan pasir kaca,kandungan besinya tidak boleh melebihi 0,45 % untuk barang gelas pecah belah atau 0,015 % untuk kaca optik, sebab kandungan besi ini bersifat merusak warna kaca pada umumnya.

2.                  Soda (Na2O)
            Soda terutam di dapat soda abu padat Na2 CO3. sunber lainnya adalah bikarbonat, kerak garam, dan natrium nitrat.yang tersebut terakhir ini sangat berguna untuk mengoksidasi besi dan unutk mempercepat pencairan.

3.         Kaca Soda Gamping  (soda lime glass)
            Merupakan 95 % dari semua kaca yang di hasilkan. Kaca ini di gunkan untuk membuat segala macam bejana, kaca lembaran, jendelamobil, atau lain-lain, gelas atau barang pecah belah.

B.                 BAHAN TAMBAHAN
            Sebagai fluks dari silika, di pakai soda abu, kerak garam, batu gamping dan gamping. Di samping itu, banyak pula di pakai oksida timbal, abu mutiara (kalsium karbonat), salpeter, boraks, asam borat, asam trioksida, feldspar, dan fluorspar bersam berbagai oksida, karbonat serta garam-garam logam lain untuk membuata kaca berwarna.
            Dalam operasi penyelesaian, banyak pula di pakai berbagai produk lain seperti abrasif dan asam fluorida.


·                                   Feldspar
            Mempunyai rumus umum P2O.Al2O3 6SiO2.feldspsr mempunyai banyak keunggulan di banding produk lain, karena murah, murni dan dapat di lebur dan seluruhnya terdiri dari oksidasi pembentuk kaca
  Borax
Borax adalh perawis tambahan yang menambahkan Na2O dan boron oksida kepada kaca. Walaupun jarang di pakai dalam kaca jendela atau kaca lembaran, boraks sekarang banyak di gunkan di dalam berbagai jenis kaca pengemas.

·                                 Kerak Garam ( salt cake )
            Sudah lama digunakan dalm perawis tambahan pada pembuatan kaca, demikian pula beberapa sulfat lain amonium sulfat  dan barium sulfat, dan sering di tentukan pada. Kerak garam ini di perkirakan dapat membersihkan buih yang mengganggu pada tanur tangki. Sulfat ini harus di pakai bersama karbon agar tereduksi menjadi sulfit.
  Arsen  Trioksida
Dapat pula di tambahkan untuk menghilangkan gelombang-gelombang dalam kaca
Nitrat
Baik dari natrium maupun kalium di gunkan untuk mengoksidasi besi sehingga tidak terlalu kelihatan pada kaca produk.
  Kalium Nitrat
            Digunakan pada berbagai jenis kaca meja, kaca dekorasi dan kaca  optik.
Kulet (Cullet)
            Adalah kaca hancuran yang di kumpulkan dari barang-barang rusak, pecahan kaca beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat di pakai 10% atau bahkan sampai 80% dari muatan bhan baku.

 Blok Refraktori
            Zirkon, alumina, mulit, mulit alumina sinter dan zirkonia alumina elektrokast banyak di gunakan sebagai refraktor pada tanki kaca.

C.                BAHAN BAKAR
Pada proses peleburan kaca sarana yang di gunakan adalah api yang sangat panas untuk memanaskan tungku pemanas agar kaca dapat melelbur sesuai dengan suhu yang di inginkan atau tergantung pada jenis bahan yang di kehendaki.
Leobardus Ari Nugroho